Kemaren, beberapa orang rekan petani yang kami jumpai di kebun kopi sekitar Danau Diatas meminta bimbingan langsung secara khusus untuk penguasaan cara memangkas yang benar. Rata-rata mereka bingung dan ragu menetapkan mana bagian tanaman yang dipelihara dan mana yang dipangkas. Terkadang muncul rasa sayang kalau bagian tersebut harus di buang. Kami pikir masalah ini tidak hanya terjadi di daerah kami, namun pasti terjadi juga diseluruh penjuru Indonesia. Dari pada kita sesama petani menjadi tambah bingung akhirnya kami putuskan membuat postingan tentang pemangkasan kopi arabika ini. Isi postingan ini berasal dari literatur yang kami kumpulkan dari beberapa situs terpercaya dan dari pengamatan serta pengalaman kami sendiri selaku petani yang terus belajar kealam.
Tanaman kopi itu seperti angin, begitulah kami menganggapnya. Kopi membutuhkan aliran udara yang cukup bebas disekitar batang dan cabangnya. Bila aliran udara disekitar batang dan cabang optimal, maka produksi buah pun meningkat. Pertanyaannya bagaimana cara melakukannya dan apa tolak ukur pasti yang bisa kita gunakan sebagai pedoman dan perbandingan dilapangan. Untuk tolak ukur sampai saat ini kami belum menemukan, bagi rekan-rekan yang lain harap masukannya....:). Namun sebagai pembanding kita bisa melihat tanaman umur tiga tahun.
- Menyediakan batang dan percabangan yang baik untuk buah kopi fase berikutnya.
- Menjaga keseimbangan antara total luas daun dan tanaman.
- Mencegah kelebihan cabang dan kematian tunas.
- Mengurangi bantalan bunga berlebihan (terutama bantalan bunga yang telah berusia 2-3 kali panen) pada cabang.
- Mempertahankan bentuk pohon yang ideal.
Pemangkasan Bentuk
Pemangkasan bentuk bertujuan untuk menciptakan bentuk pohon yang ideal. Pemangkasan dilakukan pada tanaman berumur 1-3 tahun. Prinsip dasar pemangkasan bentuk :
- Agar pohon tidak terlalu tinggi.
- Agar pertumbuhan cabang-cabang samping lebih kuat dan panjang untuk mendukung pembuahan
- Tinggi ideal pohon pangkasan 1,5 - 1,8 m.
- Cabang primer teratas harus dipotong tinggi satu ruas.
- Cabang sekunder yang tumbuh pada posisi 20 cm harus dipangkas bersih.
- Pilih 2-3 cabang sekunder yang kuat dan letaknya menyebar pada setiap cabang primer untuk dipelihara, dan sisanya dipangkas.
- Pemangkasan dilakukan pada akhir kemarau agar pertumbuhan cabang lebih baik dan kuat.
Masih bingung?
Coba perhatiakan ilustrasi berikut,
Pemangkasan Produksi
Pemangkasan produksi dilakukan untuk menjaga keseimbangan jumlah daun dengan tanaman. Menciptakan aerasi yang ideal sehingga kelembaban iklim mikro sekitar cabang terjaga (menghindarkan penyakit). Prinsip dasar Pemangkasan produksi :
- Pembuangan tuanas air (wiwilan) yang tumbuh keatas.
- Pembuangan cabang cacing dan cabang balik.
- Pembuangan cabang-cabang yang terserang hama dan penyakit.
- Pemangkasan dilakukan 3-4 kali dalam setahun dan dilakukan pada awal musim hujan.
Keterangan Gambar :
- A= wiwilan
- B= Cabang balik
- D= Cabang tua
- E= Cabang sekunder
Bila masih bingung silahkan perhatikan gambar berikut :
- a= tunas air (wiwilan)
- b= tunas balik
- c= tunas menggantung
- e= tunas/cabang yang mati
- f= tunas/cabang yang terserang penyakit
Pangkasan Rejuvinasi (Peremajaan)
Peremajaan sangat perlu dilakukan untuk mengembalikan potensi produksi tanaman kopi yang telah tua atau terserang penyakit. Terdapat dua metode dalam rejuvinasi, yaitu Metode Side Pruning dan metode Full Stumping.
Metode Side Pruning
Dilakukan dengan memangkas habis seluruh cabang disatu sisi dan membiarkan sisi berlawanan normal. Pemangkasan satu sisi nantinya akan mendorong tumbuhnaya tunas pada sisi yang telah dipangkas tadi. Seleksi satu tunas yang baik dengan kriteria; berada 30-45 cm dari permungkaan tanah, sehat dan kokoh.
Contoh penerapan dilapangan:
Metode Full Stumping
Metode ini sebenarnya tidak direkomendasikan pada tanaman kopi karena dapat menghentikan produksi sampai 2 tahun. Namun metode ini wajib dilakukan bila tanaman terserang OPT (organisme pengganggu tumbuhan) dan membuat bagian tanaman atas harus di botong habis.
Akhirnya pembahasan topik pemangkasan ini selesai juga.....:)
Bila rekan-rekan menemukan metode lain yang lebih efektif mohon diinformasikan juga. Semoga postingan ini bermanfaat dan menyumbang bagi pengembangan kopi Nasional.
Daftar Pustaka
Winston. E, dkk. Arabica coffee manuao for Lao-PDR. http://www.fao.org
Amarta. Buku panduan petani Budidaya tanaman kopi arabika di Sumatera Utara. www.amarta.net.2010
Share This Article :
comment 2 komentar
more_vertTerimakasih informasinya sangat bermanfaat sebagai bahan tambahan makalah saya. : )
18 Mei 2016 pukul 08.13Sangat bagus penjelasannya, tks
13 Oktober 2018 pukul 02.49