MqZbMWR4NWZaMGNbNWtbLGNaNmMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANSIMPLE101

Unsur Hara yang Dibutuhkan Tanaman Kopi Arabika

Alam sebagai tempat hidup manusia telah menyediakan semua kebutuhan manusia untuk berkembang dan mempertahankan diri. Begitupula dengan tanaman terutama kopi. Tanah sebagai media tumbuh sebenarnya telah menyediakan seluruh unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman kopi arabika. Namun dengan adanya komersialisasi pada tanaman, tentu saja dukungan tanah dalam menyediakan unsur hara tidak memadai dalam memacu produksi dan menjaga kualitas. Untuk itu pemupukan pada kopi arabika memegang peranan kunci.

Bila kita perhatikan ekosistem hutan didaerah kita, semua tanaman dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun padahal tidak pernah dilakukan pemupukan sama sekali. Sepintas bisa kita katakana pemupukan tidak penting. Lalu apakah benar begitu?

Ekosistem hutan berbeda dengan ekosistem perkebunan kopi. Didalam ekosistem hutan terjadi daur ulang unsur hara yang bersifat  tertutup. Dikatakan tertutup karena hampir tidak ada kehilangan unsure tersebut dari dalam ekosistem tersebut. Tumbuhan di hutan  menyerap hara dari tanah membentuk bagian tumbuhan seperti; akar, batang, daun, bunga, buah dan lain sebagainya. Kemudian bagian tumbuhan tersebut apabila telah tua seperti daun, bunga dan buah akan rontok kembali ketanah. Dengan peranan serangga dan mikroorganisme pengurai  bahan tumbuhan tersebut diuraikan kembali dalam jangka waktu tertentu menjadi bahan-bahan yang dapat diserap kembali oleh tumbuhan. Sedangkan pada ekosistem kebun kopi arabika, unsur hara yang diserap oleh tanaman kopi melalui akar dari dalam tanah sebagian besar tidak kembali ke tanah karena dibawa keluar dalam bentuk hasil panen. Sebuah penelitian di India menyebutkan setiap panen 6000 kg gelondongan kopi, berarti kita telah mengambil 40 kg N (Nitrogen), 2,2 kg P (Phosphor) dan 53 kg Kalium (K) dari dalam tanah. Panen yang tidak diikuti dengan pemupukan menyebabkan tanah menjadi miskin dan produksi kopi menurun baik kualitas maupun kuantitas.

Secara umum terdapat 16 unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Enam belas unsur hara tersebut dikelompokan menjadi dua kelompok berdasarkan jumlah kebutuhannya oleh tumbuhan, yaitu unsur  hara makro dan mikro. Karbon (C), hydrogen (H) dan  oksigen (O) termasuk unsur makro, namun kita tidak perlu melakukan penambahannya melalui pemupukan karena tanaman memperoleh unsur ini dari udara dan air secara melimpah. Tiga belas unsur hara berikutnya merupakan mineral yang diambil dari dalam tanah oleh tumbuhan


Kita mengenal dua macam pupuk berdasarkan sumbernya, yaitu pupuk kimia sintetik (Urea, TSP, NPK, dsb)) dan pupuk organik  (pupuk kandang, kompos, dsb). Dalam pemahan penerapan kedua jenis pupuk tersebut terjadi banyak keraguan yang disebabkan oleh banyaknya opini publik. Sebagian besar mengatakan pupuk organik telah mencukupi untuk program pemupukan. Jumlah unsur hara yang dikandung pupuk organik relatif rendah. Apabila pemupuka  hanya dilakukan menggunakan pupuk organik, maka dibutuhkan pupuk organik dalam jumlah yang besar. Ini tentu saja menjadi tidak ekonomis. Namun pupuk organik dapat memperbaiki kondisi tanah. Di Indonesia Bali,  aplikas pupuk organik telah diteliti peranannya terhadap hasil kopi arabika, silahkan baca /////////////////. Sedangkan pupuk kimia memiliki jumlah unsur hara yang memadai namun pemberian terus-menerus dapat mempengaruhi kondisi fisik dan biologi tanah. Untuk itu dibutuhkan manajemen pemupukan yang mengkolaborasikan kedua jenis pupuk tersebut (pemupukan berimbang membuat tanaman tahan terhadap penyakit).

Dari data laboratorium dalam penelitian yang dilakuakan oleh FAO di Laos ( program LAO-DPR 2005) diketahui jumlah serapan beberapa bagian tanaman terhadap  6 (enam)unsur utama yang menyusun bagian tanaman kopi.


Untuk menghasilkan 1 ton green bean (biji kopi/beras) atau setara dengan 6 ton gelondongan  per tahun dibutuhkan 112 kg N, 18 kg P, 125 kg K, 36 kg Ca, 15 kg Mg dan 9 kg S. Khusus untuk daun, berikut rasio kebutuhan untuk menunjang pertumbuhan kopi.

 
Cara dan penghitungan kebutuhan pupuk di lapangan akan kita bahas pada tulisan berikutnya dengan judul Manajemen Pemupukan pada Kopi Arabika. Semoga tulisan ini bermanfaat  dan terutama sekali dapat menambah pengetahuan kita sesama petani kopi di Indonesia. Tulisan ini merupakan salah satu rujukan kami di Gununng talang dan Danau diatas dalam menyusun program pemupukan kopi arabika. Bila kawan-kawan mempunyai rujukan atau pengalaman tentang pemupukan diharapkan masukan dan saran-sarannya. (Alfadri)


Reverensi: Arabica coffee manual for Lao-PDR. http://www.fao.org
Share This Article :
6024290035320829332